Sabtu, 07 April 2012

PEMETAAN TEMA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK


BAB I
PENDAHULUAN




A.  Latar Belakang

Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajran Tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pada pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-siswi memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang berbeda-beda (Sukayati,1998).[1]
Dalam latar belakang ini kami membahas tentang pemahaman Mahasiswa tentang Pemetaan Tema dalam Pembelajaran Tematik. Namun dalam makalah ini lebih menekankan keterhubungan antara Pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator ke dalam Tema.
Sebelum membahas tentang keterhubungan antara pemetaan dengan Kompetensi Dasar dan indikator dalam tema kita harus memahami tentang konsep dasar tentang pemetaan tema di paket yang sebelumnya. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempermudah kerja kita dalam mengerjakan dengan bahasan ini yang sudah tersebut di atas. Pada paket ini Mahasiswa di jelaskan terlebih dahulu tentang cara-cara menjabarkan KD ke dalam indikator yang selanjutnya diminta untuk menjabarkan KD ke dalam indikator secara kelompok.
Semoga setelah pembahasan yang kami susun ini selesai dibuat, kami berharap mampu memberikan pengetahuan tentang keterhubungan antara pemetaan dengan KD dan Indikator.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pemetaan Tema
Tema pembelajaran tematik sebagai alat/wahana pemersatu dari standar kompetensi setiap mata pelajaran yang dipadukan. Dalam penentuan tema dapat ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau bersama peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu :
  1. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik.
  2. Mulai dari yang termudah menuju yang sulit.
  3. Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks
  4. Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
  5. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik.
  6. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.
Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema atau subtema yang sifatnya lebih sfesifik dan lebih konkret. Anak tema atau subtema tersebut selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi suatu materi/isi pembelajaran. Bila digambarkan akan tampak seperti dibawah ini.
Sebagai contoh adalah :
  1. Tema “PENGALAMAN” dapat dikembangkan menjadi anak tema : (1) Pengalaman Menyenangkan, (2) Pengalaman Menyedihkan, (3) Pengalaman Lucu
  2. Tema “ALAT TRANPORTASI” dapat dikembangkan menjadi anak tema : (1) Alat Transportasi Darat, (2) Alat Transportasi Laut, (3) Alat Transportasi Udara.
  3. Tema “PERISTIWA ALAM” dapat dikembangkan menjadi anak tema : (1) Banjir, (2) Gempa bumi, (3) Gunung Meletus, (5) Tanah Longsor, dan sebagainya
Menetapkan Jaringan Tema
Pemetaan tema dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini.
Tahap Pertama
Perancangan oleh guru merupakan peringkat yang paling penting. Garis panduan di bawah ini membantu guru dalam membentuk pengembangan tema dari perspektif kurikulum berdasarkan tema yang dipilih.
Tahap Kedua
Peringkat ini, guru perlu mengambil permasalahan dan pengembangan dari peringkat pertama dan mengetahui:
Apakah guru menginginkan agar peserta didik memahami tentang tema ?
Guru selanjutnya mengembangkan akitivitas-aktivitas pembelajaran berdasarkan permasalahan tersebut. Aktivitas yang direncanakan itu bisa dilihat dari beberapa aspek, contohnya:
Tahap Ketiga
Setelah aktivitas pengembangan tema dan pemetaan tema telah dilakukan, pembelajaran tematik dapat dikaitkan dengan ke mata pelajaran lain seperti:
  • Bahasa Indonesia
  • Bahasa Inggris
  • Matematika
  • Pendidikan Agama
  • IPA
  • IPS
  • Pendidikan Seni
  • Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Setelah pemetaan, dapat dibuat jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu dan mengembangkan indikator pencapaiannya untuk setiap kompetensi dasar yang terpilih. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran. Kompetensi dasar dan materi yang luas dan tersebar pada masing-masing mata plejaran dapat mengakibatkan pemahaman yang parsial dan tidak terintegrasi, padahal memiliki jaringan tema keterhubungan kompetensi dasar dengan tema pemersatu misalnya “Binatang” dalam bagan dan matriks digambarkan sebagai berikut.[2]
Sumber: Kunandar (2007:320)

B.  Prosedur Pemetaan Tema

Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan ini, menurut Tim Puskur Departemen Pendidikan Nasional, dapat dilakukan dengan:
1.    Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indicator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Ø  Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
Ø  Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
Ø  Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diamati.
2.    Menentukan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara
1.        Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
2.        Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3.    Identifikasi dan Analisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator.
Identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator disesuaikan dengan setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator terbagi habis.[3]



C.  Kegiatan Pemetaan Keterhubungan KD dan Indikator ke dalam Tema
Pemetaan KD dan indikator ke dalam tema dimulai dengan kegiatan sebagai berikut:
1.        Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Karena pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarkan dikelas 1-3.
2.        Mengidentifikasi Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan kelas 1-3.
3.        Mengidentifikasi Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan dikelas 1-3.
4.        Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator. Penjabaran Kompetensi Dasar ke dalam Indikator.
5.        Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Melakukan identifikasi dan analisis untuk setiap SK, KD, dan indikator harus cocok untuk setiap tema sehingga semua SK, KD, dan indikator terbagi habis, akan tetapi jika terdapat kompetensi yang tidak tercakup pada tema tertentu tetap diajarkan melalui tema lain ataupun disajikan secara tersendiri. Artinya untuk SK, KD dan Indikator yang tidak dapat dipadukan dengan mata pelajaran lain disajikan secara tersendiri.[4]
Contoh keterhubungan Tema dengan KD dan Indikator :



D. Kegiatan Pemetaan Keterhubungan Tema ke dalam Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator.
Pemetaan keterhubungan tema dengan Standar Kompetensi, KD dan Indikator dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat keterpaduan berbagai mata pelajaran.
2.    Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan dikelas 1-3. Karena pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarkan dikelaas 1-3.
3.    Mengidentifikasi Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
4.    Mengidentifikasi Kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan dikelas 1-3.
5.    Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator
6.    Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Analisis keterhubungan tema-tema dengan SK, KD dan indikator, seperti yang dijelaskan (Najib Sulhan: 2006).[5]

BAB III
PENUTUP



A.  KESIMPULAN

Tema pembelajaran tematik sebagai alat/wahana pemersatu dari standar kompetensi setiap mata pelajaran yang dipadukan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu :
1.      Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik.
2.      Mulai dari yang termudah menuju yang sulit.
3.      Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks
4.      Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
5.      Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik.

5 komentar:

  1. jelaskan prinsip pemetaan yang no 2 dan 3?
    Bagaimana memadukan SK KD dan Indikator Dalam tema khususnya dalam pengembangan peserta didik?

    BalasHapus
  2. dari penjelasan diatas,tahap apa saja dalam pemetaan yang menurut anda cukup sulit dalam membuat/menganalisisnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon maaf sebelumnya Pak, malah kaya lagi presentasi

      Hapus
  3. bagaimana cara seoarang guru mengembangkan akitivitas-aktivitas pembelajaran berdasarkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas, yang ada kaitannya dengan pemahaman siswa terhadap tema?

    BalasHapus
  4. mohon diberi daftar pustaka kak soalnya kakak udh nyamtumin fodenotenya

    BalasHapus