BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metodologi penelitian kuantitatif
adalah metodologi yang berdasarkan data dari hasil pengukuran, berdasrkan variable
penelitian yang ada. Objek kajian dari metodologi penelitian kuantitatif adalah
ilmu eksak atau ilmu pasti. Disebut penelitian kuantitatif karena penelitian
ini berdasarkan jumlah atau banyaknya (benda) yang ditelitinya, bukan
berdasarkan atas mutu kajiannya.
Metodologi penelitian kuantitatif adalah metodologi yang didesain sangat
spesifik, yaitu penelitian yang dirancang untuk mengetahui objek tertentu, atau
benar-benar focus terhadap suatu permasalahan saja. Tujuan dari penelitian
kuantitatif adalah untuk melakukan tes terhadap teori yang sudah ada
sebelumnya, hanya saja ingin membuktikan kebenaran teori yang sudah ada
tersebut.
Metodologi penelitian kuantitatif
menggunakan teknik wawancara yang dilakukan secara berkala dan
terstruktur, jadi tidak cukup hanya dengan sekali wawancara saja. Instrument yang
digunakan dalam metodologi penelitian kuantitatif adalah tes, angket, wawancara
dan skala.[1]
B. Rumusan Masalah
1.
Pengertian dan Macam-macam Skala pengukuran
2.
Pengertian dan Macam-macam Instrumen penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
Instrumen penelitian di
gunakan untuk mengukur nilai variabel yang di teliti. Dengan
demikian jumlah instrument yang akan
digunakan untuk penelitian akan tegantung pada jumlah variabel yang di teliti.
Bila variabel penelitiannya lima, maka jumlah instrument yang di gunakan untuk
penelitian juga lima. Instrument - instrument penelitian sudah ada yang di
bakukan, tetapi masih ada yang harus di buat peneliti sendiri. Karena
instrument penelitian akan di gunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus
mempunyai skala.
A. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang di gunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila di gunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
data kuantitatif.
Macam-macam skala pengukuran tersebut antara lain :[2]
1. Skala Nominal
Skala
pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau
kelompok. Sebagai contoh pengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan
area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal diatas digunakan angka-angka
sebagai simbol.
2. Skala Ordinal
Skala
pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik yang berbeda yang dimiliki oleh
obyek atau indvidu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala
nominal ditambah dengan sarana peringkat relative tertentu yang memberikan
informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang
tetapi bukan berapa banyak kekurangannya atau kelebihannya.
3. Skala Interval
Skala
interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nomnal dan
skala ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval
yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik
antara satu individu atau obyek dengan lainnya.
4. Skala Ratio
Skala
pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala
nominal, ordinal, dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0
(nol) empiris absolut. Nilai absolut nol tersebut terjadi pada saat
ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio
biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu
dengan lainnya.
5. Skala Pengukuran Sikap
Ada
empat jenis skala pengukuran sikap menurut Daniel J Mueller (1992), yaitu:[3]
a. Skala Likert
Skala Likert di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
resepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam
penelitian, fenomena social ini telah di tetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya di sebut sebagai variable penelitian.
b. Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan skala sikap yang pertama dikembangkan
dalam pengukuran sikap. Skala ini mempunyai tiga teknik penskalaan sikap, yaitu
: 1) metode perbandingan pasangan, 2) metode interval pemunculan sama, dan 3)
metode interval berurutan. Ketiga metode ini menggunakan bahan pertimbangan
jalur dugaan yang menganggap kepositifan relatif pernyataan sikap terhadap
suatu obyek.
c. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang
tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positif atau
negative dan lain - lain. Data yang di peroleh
dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau
pada skala likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai
“sangat tidak setuju”, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval
yaitu “setuju atau tidak setuju”. Penelitian menggunakan sakal Guttman di
lakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan
yang di tanyakan.
d. Semantic
Deferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial di
kembangkan oleh Osgood. Skala ini juga di gunakan untuk mengukur sikap, hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu
garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis,
dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau
sebaliknya. Data yang di peroleh adalah daya interval, dan biasanya skala ini
di gunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang di punyai oleh
seseorang.
B. Instrumen Penelitian
Karena pada perinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya di namakan
instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang di gunakan
mengukur fenomena dalam maupun sosial yang di amati. Secara spesifik semua
fenomena ini di sebut variabel penelitian.
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel
penelitian yang telah di tetapkan untuk di teliti. Misalnya akan meneliti
tentang pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja sekolah terhadap prestasi belajar
anak. Dalam hal ini ada tiga instrumen yang perlu dibuat yaitu :
1.
Instrumen untuk mengukur kepemimpinan
2.
Instrumen untuk mengukur iklim kerja sekolah
3.
Instrumen untuk mengukur prestasi belajr murid
C. Cara Menyusun Instrumen
Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian
yang di tetapkan untuk di teliti. Dari variabel-variabel tersebut di berikan
definisi operasionalnya, dan selanjutnya di tentukan indikator yang akan di
ukur. Dari indikator ini kemudian di jabarkan menjadi butir-butir pertanyaan
atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu di gunakan matrik
pengembangan instrumen atau kisi – kisi
instrumen.
Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya “tingkat kekayaan”
Indikator kekayaan misalnya : rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan,
jenis makanan yang sering di makan, jenis olah raga yang di lakukan dan
sebagainya. Untuk indicator rumah , bentuk pertanyaannya misalnya : 1) berapa
jumlah rumah, 2) dimana letak rumah, 3) berapa luas masing-masing rumah, 4)
bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya.
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dalam hal ini perlu di bedakan antara hasil penelitian yang valid
dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang valid
berarti alat ukut yang di gunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat di gunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya di ukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila di
gunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh instrumen yang tidak
reliabel/konsisten.
Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka di harapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti
bahwa dengan menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan relabel. Hal
ini masih akan di pengaruhi oleh kondisi obyek yang di teliti, dan kemampuan
orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu
peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang di teliti dan meningkatkan
kemampuan dan menggunakan instrument untuk mengukur variabel yang di teliti.
E. Pengujian Validitas dan reliabilitas Instrumen
1.
Pengujian Validitas Instrumen
a. Pengujian Validitas
Konstrak ( Construct Validity )
Untuk menguji validitas konstrak, dapat di gunakan pendapat dari
ahli (judgment experts). Dalam hal ini stelah instrument di konstruksi
tentang aspek-aspek yang akan di ukur dengan berlandasan teori tertentu,
maka selanjutnya di konsultasikan dengan ahli. Para ahli di minta
pendapatnya tentang instrument yang telah di susun itu.
b. Pengujian Validitas
(content Validity)
Untuk instrument yang berbentuk test, pengujian validitas isi
dapat di lakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi
pelajaran yang telah di ajarkan. Seorang dosen yang member ujian di luar
pelajaran yang telah di tetapkan, berarti instrument ujian tersebut tidak
mempunyai validitas isi
c.
Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrument di uji dengan cara membandingkan
(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan
fakta ± fakta empiris yang terjadi
di lapangan .
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat di lakukan eksternal
maupun internal. Secara ekternal pengujian di lakukan dengan test, retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas
instrument dapat di uji dengan menganalisis konsistensi butir - butir yang
ada pada instrument dengan teknik tertentu.[4]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang di gunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila di gunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
data kuantitatif.
Macam-macam skala pengukuran
tersebut antara lain : Skala Nominal, skala ordinal, skala interval,
skala ratio, skala pengukuran sikap.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang di gunakan mengukur
fenomena dalam maupun sosial yang di amati. Dalam hal ini ada tiga instrumen
yang perlu dibuat yaitu :
1.
Instrumen untuk mengukur kepemimpinan
2.
Instrumen untuk mengukur iklim kerja sekolah
3.
Instrumen untuk mengukur prestasi belajr murid
good......
BalasHapus